Kamis, 11 Juli 2013

                                               TUGAS PEMROGRAMAN KOMPUTER
                                                            POSTER AIR LIMBAH



TUGAS PEMKOM-FILTRASI
Assalamua’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah swt. Karena berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas menggambar bangunan filtrasi ini, semoga gambar ini dapat bermanfaat. Amin.

1.1    Tampak Atas



1.2    Tampak Depan


1.3    Bangunan Filtrasi


1.4    Tampak Samping Bangunan Filtrasi


1.5    Kantor IPAM


1.6    Ruang Rapat Kantor IPAM


1.7 Ruang Tamu Direktur IPAM

Sabtu, 27 April 2013

EFEK GAS RUMAH KACA



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Peningkatan Konsentrasi Gas Rumah Kaca Dalam Atmosfer Menyebabkan Kerusakan Lingkungan ”. Walaupun dengan waktu pengerjaan yang cukup mendadakan dan dengan berbekalkan sedikit pengetahuan kami mengenai Kimia Lingkungan, atas ijin-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu. Kendala dalam penyusunan makalah ini adalah sulitnya mencari buku referensi mengenai materi dari makalah ini, sekali lagi atas ijin-Nya kami di beri ilham untuk menemukan beberapa buku referensi di Perpustakaan Pusat Universitas Islam Indonesia.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Noor Fitri,  S.Si., M.Si sebagai dosen kami yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini kami susun dengan harapan dapat menjadi manfaat dalam mempelajari kandungan zat kimia dalam atmosfer.
Kami menyadari akan kekurangan yang ada dalam makalah ini, untuk itu kami sangat menerima saran dan masukan terkait dengan isi kandungan makalah ini.
Demikianlah, atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan terima kasih
Yogyakarta, 25 April 2013

    Tim Penyusun





BAB    I.    PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Sinar matahari yang menyinari dan masuk ke dalam bumi, sebagian akan mengalami pemantulan oleh permukaan bumi untuk kembali ke angkasa. Sebagian dari sinar tersebut akan diserap oleh gas-gas yang ada dalam atmosfer yang menyelimuti bumi, atau dapat disebut dengan gas rumah kaca. Proses pemantulan sinar matahari ini sering disebut dengan Efek Gas Rumah Kaca (ERK). Peristiwa ini sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk dalam rumah kaca akan terperangkap didalamnya atau tidak dapat tembus ke luar kaca, sehingga dapat menyebabkan seisi rumah kaca.
Peristiwa inilah yang membuat bumi menjadi sebuah plabet yang hangat dan layak untuk dihuni oleh makhluk hidup. Gas rumah kaca dapat memberi kehangan dalam bumi, karena jika tidak ada ERK maka suhu didalam permukaan bumi akan menjadi 300 lebih dingin.
Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbondi oksida), CH4 (Metan), dan N2O ( Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons), dan SF6 (Sulphur Hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yaitu yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pmbangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, Komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan konsentrasi GRK di atmosfer. (A.r. As-syakur, 2008)
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan  manusia menyebabkan sinar matahari yang dipatulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK diatmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.                                                                        

B.      Rumusan Masalah
Efek dari peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca adalah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim yang mengakibatkan beberapa hal, yaitu diantaranya :
§  Kenaikan suhu permukaan bumi
§  Mencairnya es di daerah kutub
§  Terjadinya peningkatan permukaan laut yang lebih tinggi dari daratan
§  Bergesernya garis pantai
§  Terjadinya kemarau dengan kurun waktu yang lama
§  Musin hujan dengan periode yang semakin singkat

C.      Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
§  Mahasiswa dapat memahami definisi dari Efek Rumah Kaca yang mengakibatkan terjadinya Pemanasan Global dan Perubahan Iklim.
§  Mahasiswa dapar mengetahui kandungan Gas Kimia dalam atmosfir.
§  Mahasiswa dapat mengetahui hal-hal negativ yang di akibatkan dari peningkatan Gas Kimia dalam atmosfer.


BAB    II.  PEMBAHASAN
A.    DEFINISI EFEK RUMAH KACA (ERK) DAN PENCEMARAN UDARA
Efek Rumah Kaca (green house effect) merupakan suatu keadaan yang timbul akibat semakin banyak gas buang ke lapisan atmosfer kita yang memiliki sifat penyerap panas yang ada, baik yang berasal dari sinar matahari maupun panas yang ditimbulkan akibat dari pendinginan bumi, radiasi solar dan radiasi panas tersebut kemudian dipancarkan kembali ke permukaan bumi. (Moestikahadi Soedomo, 2001)
Terjadinya ERK (green house effect) dapat diakibatkan karena peningkatan jumlah karbondioksida (CO2) di udara. Setiap tahunnya CO2 di udara semakin meningkat akibat dari penggunaan bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan energi dunia. Hasil dari pembakaran CO2 akan terkumpul pada lapisan atmosfer tertentu membentuk semaca selubung perisai. Akibat dari adanya selubung perisai ini adalah panas yang ada dalam bumi tidak dapat keluar dengan bebas menembus lapisan atmosfer, tetapi akan kembali ke dalam permukaan bumi. Panas yang tidak dapat keluar dan terkumpul di dalam permukaan bumi dapat menaikkan suhu rata-rata bumi.
Berdasarkan data dari penelitian para ahli pada tahun 1980, kadar karbondioksida dalam lapisan atmosfer bumi tercatat sebesar 335 ppm. Kadar tersebut telah mengalami peningkatan yang drastis dari 100 tahun sebelumnya yang hanya terkandung sebesar 290 ppm. Karena inilah para ahli memprediksikan setiap 40 tahun akan terjadi perubahan iklim. Perubahan iklim yang akan terjadi ditandai dengan peningkatan suhu rata rata bumi sebesar 0.50C setiap 40 tahunya.

B.    TERJADINYA PROSES PEMANASAN BUMI
Kegiatan industri untuk memenuhi kebutuhan energi dunia maupun aktifitas manusia akan menambah konsentrasi gas gas alami yang telah ada di alam. Akibat dari aktifitas tersebut dapat menambah jenis-jenis gas baru didalam lapisan atas atmosfer yang dapat memberi efek rumah kaca yang lebih besar. Cloro Fluoro Carbon (CFC) dan beberapa jenis gas refrigeran lainnya, merupakan unsu-unsur baru atmosferik yang dikeluarkan oleh aktivitas manusia.
Atmosfer bumi tidak akan pernah terbebas dari perubahan, diantaranya komposisi, suhu, dan kemampuan untuk membersihkan diri selalu bervariasi diawali sejak planet bumi ini terbentuk. Dengan peningkatan jumlah penduduk memicu terjadinya aktivisa industri dan transportasi untuk memenusi kebutuhan yang semakin meningkat, untuk itu para pakar atmosfer dunia memprediksikan akan terjadi peningkatan suhu di seluruh permikaan bumi atau biasa disebut dengan pemanasan global. Prose terjadinya pemanasan global ini sangat cepat yang disebabkan oleh peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.
Gambar 1.1     Proses pemantulan sinar matahari dan faktor penyebab pemanasan global.

Efek rumah kaca yang terjadi dapat diterangkan sebagai berikut. Energi matahari yang masuk ke bumi mengalami :
            25%     dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
            25%     diserap oleh awan
            45%     diadsorbsi permukaan bumi
            5%       dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diadsorbsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra-merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar infra-merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas rumah kaca lainnya, untuk dikembalikan lagi ke permukaan bumi.
Gas gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah karbondioksida (CO2), sulfur dioksida (SO4), nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana (CH4) dan klorofluoro (CFC). Gas gas inilah yang memegang peranan penting dalam memberi peningkatan pada efek rumah kaca atau sering di sebut dengan gas rumah kaca.
Tabel 1.1         Kontribusi Gas-gas Efek Rumah Kaca dan Sumber Emisi Global.
Gas
Kontribusi pada efek rumah kaca
Sumber emisi global
%
CO2
45-50 %
Batu bara
Minyak bumi
Gas alam
Penggundulan hutan
Lainnya
29
29
11
20
10
CH4
10-20 %n


Sumber   : Kantor Menteri Negara KLH, 1990

Laju peningkatan temperatur, seperti yang direkam secara menerus di Mauna Loa (Hawaii) telah meningkat dengan kecenderungan yang tidak alami lagi. Bersama dengan itu unsur rumah kaca (CO2) di troposfer kita telah  pula meningkat dengan laju yang cepat terutama dalam abad terakhir ini. Terlihat adanya hubungan korelatif erat antara konsentrasi unsur dengan kenaikan konsentrasi CO2 adalah 263,5 ppm. Selanjutnya pada perioda interglacial yang terpanas sekalipun (130.000 tahun yang lalu), konsentrasi CO2 tidak pernah mencapai lebih dari 300 ppm, sedangkan pada zaman es konsentrasinya menurun hingga 200 ppm. (Moestikahadi Soedomo, 2001)

Tabel 1.2         Peningkatan Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer bumi
Gas Rumah Kaca
Konsentrasi Pra-Industri
Konsetrasi Atmosfer (1990)
Laju Peningkatan Tahunan (%)
Karboncdioksida (CO2)
Methana (CH4)
CFC-12
CFC-11
Nitrous Oksida (N2O)
Ozon Troposfer *)
275 ppm
0,75 ppm
0
0
289 ppb
30 ppb
350 ppm
1,65 ppm
430 ppt
230 ppt
350 ppb
35 ppb
1,4 ppm (0,4)
17 ppb (1,0)
19 ppt (5,0)
11 ppt (5,0)
0,6 ppb (0,2)
0,01 ppb
(1,33 + 0,47)

            Sumber   : World Resouces (1990-1991) *) Laju Kenaikann dar tahu 1956-1986, USA, (BOJKOV, 1987)

Pada awal revolusi industri, konsentrasi CO2 diperkirakan berkisar 280 ppm. Berdasarkan pengamatan terakhir pada tahun 1988 menunjukan bahwa konsentrasi CO2 telah naik kembali menjadi 351 ppm. Berarti dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, konsentrasi CO2 di atmosfer telah naik sebesar 70 ppm. Lebihi dari 12,5 % dari angka kenaikan tersebut hanya terjadi dalam 30 tahun terakhir ini. Jika laju peningkatan sebesar 0,4 % per tahun ini berlangsung terus, konsentrasi menjelang tahu 2025 akan mengalami pelipat gandaan di bandingkan deng konsentrasi CO2 pada periode pra-industri, pada abad ke-19.
C.     PENIPISAN LAPISAN OZON
C.1       Definisi lapisan ozon
Ozon adalah suatu bentuk oksigen dengan tiga atom (O3). Secara alamiah ozon tersebar dalam atmosfer membentuk lapisan yang tebalnya kurang lebih 35 km. Konsentrasi ozon di lapisan stratosfer berfariasi menurut ketinggian. Lapisan ozon yang tipis ini bila dibandingkan dengan tebalnya seluruh atmosfer bumi cukup efisien dalam menyaring semua sinar ultrafiolet matahari yang berbahaya bagi makhluk hidup di bumi. (Rukaesih Achmad, 2004)

C.2       Kerusakan yang terjadi pada lapisan ozon
Makin pendek panjang radiasi gelombang ultraviolet maikin besar pula bahanya terhadap kehidupa, tetapi makin panjang gelombang radiasi ultraviolet makin baik pula ia di adsorbsi oleh lapisan ozon. Radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang pendek dikenal sebagai UV-C, dapat mematikan makhluk hidup. Ultraviolet dengan panjang gelombang yang lebih panjang yaitu UV-A, relatif kurang berbahaya dan hampir semuanya dapat menembus lapisan ozon. Jenis lain yaitu UV-B meskipun masih tetap berbahaya tetapi masih kurang mematikan dibandingkan dengan UV-C.
Dari berabad-abad lamanya telah dirasakan bahwa adanya kerusakan pada lapisan ozon, sehingga dirasakan adanya penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka di baigia atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km di atas Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979 dan sepuluh tahun kemudian semakin besar pula.Penipisan lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badab ruang angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa penipisan lapisan ozon telah terjadi diseluruh dunia. Belum begitu lama terbukti bahwa CFC-lah yang bertanggung jawab atas terjadinya lubang di lapisan ozon.

C.3       Lubang lapisan ozon yang berdampak pada kesehatan dan lingkungan
Radiasi UV-B yang dapat menembus lapisan ozon cukup membahayakan. Radiasi ini merusak materi genetik DNA dan merupakan penyebab utama kanker kulit. Selain dapat menyebabkan kanker kulit, radiasi ultraviolet juga dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk mengatasinya dengan jalan mnekan efektifitas kekebalan tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas. Untuk setiap penipisan 1% lapisan ozon diprediksikan sebanyak 2% radiasi rdiasi ultraviolet sampai ke permukaan bumi, dan akan menyebabkan peningkatan terjadinya kanker kulit 2 sampai 5%. Selain itu pula, diketahui bahwa peningkatan kadar CO2 di atmosfer dapat mengakibatkan reaksi pembentukan ozon di atmosfer menurun, hal inilah yang menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon semakin parah dan tak teratasi.

C.4       Cloro Fluoro Carbon (CFC) penyebab kerusakan lapisan ozon
Telah terbukti bahwa CFC-lah yang bertanggung jawab ats terjadinya kerusakan pada lapisan ozon. CFC merupakan gas yang berwarna biru tua, stabil, tidak mudah terbakar, mudah di simpan dan murah harganya. Karena sifat-sifat itulah penggunaan CFC meluas di mana-mana. CFC pertama kali digunakan pada lemari es, kemudian digunakan sebagian pendorong aerosol dalam kaleng atau botol penyemprot juga digunakan untuk memebersihkan sirkuit computer yang halus. Sejak tahun 1988 produksi CFC seluruh dunia digunakan sebagai berikut :
            30%     pada lemari es dan pendingin udara
            19%     pada aerosol kaleng penyemprot
            28%     pada karet dan karton “fastfood”
            19%     sebagai pembersih
            4%       keperluan lainnya
Sifat stabil CFC yang sangat bermanfaat dibumi ini memberi peluang baginya untuk merusak lapisan ozon. CFC yang terdifusi ke stratosfer akan mengalami pemutusan ikatan kimianya oleh radiasi UV-C menghasilkan khlor-khlor yang bebas bersifat sangat rektif, kemudian mengikat sebuah atom oksigen dari molekul ozon (O3) sehingga merubah ozon tersebut menjadi molekul ozon biasa (O2). (Rukaesih Achmad, 2004)
Tabel 2.1         Jenis dan Rata-rata Umur CFC di Atmosfer
Jenis CFC
Rata-rata umur di atmosfer
CFC-11
CFC-12
CFC-13
17 tahun
111 tahun
90 tahun
Sumber   : Manahan, 1994



       
D.      TERJADINYA HUJAN ASAM (ACID RAIN)

Gambar 2.1          Proses terjadinya hujan asam

Sumber gambar      : Wisnu Arya Wardana, 2001

Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah urban kini mulai berubah, hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya. Atmosfer dapat mengangkut berbagai macam zat pencemar  ratusan kilometer jauhnya, sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi. Dalam perjalanan jarak jauh, atmosfer bertindak sebagai reaktoer kimia yang kompleks merupakan zat pencemar setelah berinteraksi dengan substansi lain, uap air dan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam Nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam.    
Hujan asam telah mendatangkan permasalahan besar di daratan Eropa dan Amerika serta di Negara Asia termasuk Indonesia. Dampak negatif dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam, juga terjadi kerusakan lingkungan terutama pengasaman (acidification) danau dan sungai. Ribuan danau airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada kehidupan akuatik, dikenal dengan “danau mati”. (Rukaesih Achmad, 2004)

E.       POLUTAN UDARA DARI BEBERAPA NEGARA SEBAGAI PEMICU EFEK   RUMAH KACA

Gambar 3.1     Polusi udara akibat aktifitas industri dan transportasi

Sumber Gambar : http://antipetir.asia/faq/wp-content/uploads/2011/12/Polutan-Udara.jpg (di unduh pada 24 April 2013)

Sumber gas-gas rumah kaca yang ada didalam permukaan bumi sangagam. Dapat dilihat dari kontrubutor efek gas rumah kaca, baik negara maju ataupun negara berembang telah bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca tersebut.
Karbondioksida yang merupakan unsur gas rumah kaca utama teremisikan dari penggunaan bahan bakar, industri-industri, di samping perubahan tata guna lahan melalui pembukaan hutan secra besar-besaran. Sejumlah gas ini diemisikan sejak revolusi industri. Pemakaian bahan bakar fosil sejak tahun 1980 hingga 1989 diperkirakan telah mengemisikan 51 milyar metrik ton. Dalam empat dasawarsa terakhir, dengan semakin meningkatnya penggunaan minyak bumi,  CO2 yang diemisikan diperkirakan adalah sebanyak 130 milyar ton. Diantara 26 negara yang paling banyak mengemisi CO2 ke atmosfer akibat pemakaian bahan bakarnya dari tahun 1950 hingga 1988 ialah Amerika Serikat, Masyarakat Ekonomi Eropa (Barat), Rusia, Cina, dan Jepang.   (Moestikahadi Soedomo, 2001)

Tabel 3.1         Kontribusi 20 negara terbesar dalam pemanasn global
Negara
Peringkat
Persen Kontribusi (%)
Amerika Serikat
Uni Sovyet
Brazilia
Cina
India
Jepang
Jerman Barat
Inggris
Indonesia
 Perancis
Italia
Kanada
Meksiko
Myanmar
Polandia
Spanyol
Kolombia
Muangthai
Australia
Jerman timur
Negara Lain
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

18,9
12,8
11,2
7,1
4,2
4,1
3,0
2,9
2,6
2,3
2,3
2,2
1,4
1,4
1,4
1,4
1,3
1,3
1,2
1,1
28,2
Sumber   : World Resources, 1990-1991
Perkiraan emisi tiap negara tersebut diatas hanya dilakukan untuk tiga gas rumah kaca  deforestrasi yang diberi beban emisi yang besar. US AID, 1990, memberikan  angka yang lain yang lebih beralsan dibandingkan dengan World Resource. Sebagai gambaran konsumsi perkapita energi primer di negara-negara OECD adalah 145 PJ (Peta Joule), sedangkan Cina adalah 28,7 PJ dan di Indonesia adalah 11,4 PJ. Paling tidak tingkat emisi CO2 di Amerika Serikat yang hanya berasal dari sektor energi yang ada adalah kira-kira 10 kali lebih besar. Emisi per kapita akibat penggunaan energi primer yang diperhitungkan oleh USAID adalah :
 
            Amerika Serikat          11,3 ton Co2/kapita
            Cina                             1,9 ton Co2 /kapita
      Indonesia                     0.5 ton Co2 /kapita

F.     DAMPAK EFEK RUMAH KACA PADA LINGKUNGAN
Masih banyak dijumpai ketidak pastian dalam model prediktif, antara lain mengenai respon alam kenaikan temperatur bumi. Namu demikian pengaruh pemanasan global dalam setengah abad mendatang diperkirakan akan meliputi :
·         Kenikan permukaan laut
·         Perubahan pola angin
·         Penumpukan es dan salju di kutub
·         Meningkatnya badai atmosferik
·         Bertambahnya jenis populasi dan organisme penyebab penyakit dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat
·         Perubahan pola hujan dan siklus hidrologi
·         Perubahan ekosistem hutan, daratan, dan ekosistem lainnya
Dari dampak di atas, tidak mustahil bila akan terjadi meningkatnya kepunahan berbagai jenis spesies tumbuhan dan  binnatang , tetapi juga pada perubahan dan peningkatan spesies yang bertahan hidup (strained spesies). Beberapa pendugaan dampak yang sekarang dikembangkan oleh para ahli, umumnya dikaitkan dengan salah satu dampak orde pertama kenaikan temperatur seperti kenaikan muka air laut dan dampak orde berikutnya perubahan pola dan pergerakan angin, dst. Analisis yang lebih kuantitatif dalam memprediksikan dampak yang akan timbul masih sangat kurang dan bersifat sektoral tanpa mengkaitkan akibat yang timbul dengan perubahan lain yang kenyataannya dalam ekosistem masih saling mempengaruhi.


BAB    III. PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Efek Rumah Kaca merupaka peristiwa lingkungan yang diakibatkan oleh aktifitas penghuni bumi, sebagai akibat dari penggunaan energi secara berlebihan dan tidak ada pertanggung jawaban mengenai dampaknya pada kerusakan lingkungan. Dari perkembangan pembangunan baik dari sektor industri dan transportasi Negara-negara Maju maupun Negara-negara Berkembang merupakan beberapa faktor penyumbang emisi gas rumah kaca. Akibat dari efek rumah kaca ini sangat berbahaya bagi kehidupan para penduduk bumi, dengan berbagai efek yang di timbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca, gambaran umumnya yaitu terjadinya pemanasan global, terjadinya kebocoran pada lapisan ozon, dan hujan asam. Ketiga gambaran umum mengenai dampak efek rumah kaca tersebut dapat mendatangkan beberapa perubahan lain dalam ekosistem yang saling mempengaruhi, namun dampaknya. Masih banyak ketidak pastian oleh para ahli dalam memprediksikan akibat yang timbul dengan perubahan lain yang kenyataannya dalam ekosistem masih saling mempengaruhi.
B.    SARAN
·         Sebagai salah satu penyebab terjadinya efek rumah kaca adalah penggunaan energi yang tidak terbaharui secara besar-besaran, dari hasil penggunaan energi inilah yang memberi polutan pada kerusakan lingkungan. Untuk itu dalam mengatasi masalah ini perlulah kita memanfaatkan energi terbarukan yang tersedia banyak di alam yang lebih ramah lingkungan.
·         Upaya yang harus dilakukan adalah dengan menekan angka penggunaan bahan bakar fosil yang menghasilkan polutan terhadap kerusakan lingkungan.



DAFTAR PUSTAKA
Soedomo, Moestikahadi., 2001. Pencemaran Udara (Kumpulan Karya Ilmiah). Bandung : Penerbit ITB
Achmad, Rukaesih., 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta : ANDI
Fardiaz, Srikandi., 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : KANISIUS (Anggota IKAPI)
Wardana, Wisnu A., 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta : ANDI